Identifikasi Gaya Belajar (Learning Style)

Diantara banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran (PBM), faktor internal memiliki kontribusi yang cukup besar [1]. Karena dorongan internal untuk belajar-lah yang menjadikan PBM bermakna. Banyak siswa-siswi kita yang mendapatkan kendala selama PBM yang disebabkan karena permasalahan faktor internal.

Gaya belajar (learning style) merupakan salah satu faktor internal yang “mungkin sering diabaikan”. Bukan tanpa alasan, di sekolah yang memiliki jumlah individu yang banyak, maka tentunya akan membutuhkan banyak gaya belajar pula. Akan tetapi hal ini tidak bisa diabaikan begitu saja. Guru sebagai pendidik harus mampu memfasilitasi dan mengayomi kesemua hal tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut, salah satunya adalah dengan melaksanakan pembelajaran yang memuat konten multiple representation [2].

Selain bagi guru, pemahaman mengenai gaya belajar juga perlu diperhatikan bagi orang tua. Tujuannya tentunya agar dapat memberikan support dan dukungan yang optimal kepada anak. Sehingga, dengan dukungan yang optimal dan proses pembelajaran yang tepat, diharapkan mampu meningkatkan prestasi anak/siswa.

Artikel ini merupakan langkah awal dalam memulai pembasan tentang Multi representasi ataupun tentang gaya belajar. Pada artikel ini akan disajikan sebuah alat identifikasi mandiri mengenai gaya belajar. Harapannya adalah guru dan orang tua memiliki gambaran tentang kemampuan dan gaya belajar anak/siswa.

Grafik Analisis Gaya Belajar

Test ini menggunakan materi http://www.memletics.com yang dapat di unduh disini. Hasil test ini akan memberikan gambaran kepada kita mengenai kecenderungan PBM siswa. Sebagai contoh, pada grafik diatas terlihat bahwa gaya belajar yang paling dominan adalah Logical Style. Sehingga anak/siswa dapat diarahkan untuk mengambil kelas-kelas yang melatihkan logika agar dapat mendapatkan hasil belajar yang lebih baik.

Hasil ini tidak bersifat mutlak. Bisa saja anak tersebut memiliki cita-cita tertentu sehingga peranan orang tua dan guru adalah memfasilitasi anak/siswa.

Referensi

[1] Kristin F. Analisis model pembelajaran discovery learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa SD. Jurnal Pendidikan Dasar Perkhasa: Jurnal Penelitian Pendidikan Dasar. 2016 Apr 30;2(1):90-8.

[2] Irwandani I. Multi Representasi sebagai Alternatif Pembelajaran dalam Fisika. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi. 2014 Apr 27;3(1):39-48.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *