TPACK dalam Pembelajaran Fisika

Technological Pedagogical Content Knowledge

Seiring dengan perkembangan zaman, pengembangan kemampuan guru yang pada awalnya hanya mengedepan dua aspek utama (Pedagogy dan Content) kemudian mengalami perkembangangan menjadi Technological Pedagogical Content Knowledge dengan tambahan aspek Teckologi. Aspek teknologi merupakan adaptasi dari pembelajaran abad 21 yang sangat identik dengan teknologi digital, sehingga guru profesional juga harus memiliki literasi yang baik pada penggunaan teknologi. Guna memudahkan penyebutannya TPCK dirubah menjadi TPACK dan berkembang melibatkan banyak domain pengetahuan di dalamnya. Setidaknya, konsep TPACK melibatkan 7 domain pengetahuan dikarenakan ada irisan atau sintesa baru [1], yaitu;

  1. Pengetahuan
    materi (content knowledge/CK) yaitu penguasaan bidang studi atau materi
    pembelajaran.
  2. Pengetahuan
    pedagogis (pedagogical knowledge/PK) yaitu pengetahuan tentang proses
    dan strategi pembelajaran.
  3. Pengetahuan
    teknologi (technological knowledge/TK) yaitu pengetahuan bagaiamana
    menggunakan teknologi digital.
  4. Pengetahuan
    pedagogi dan materi (pedagogical content knowledge/PCK) yaitu gabungan
    pengetahuan tentang bidang studi atau materi pembelajaran dengan proses dan
    strategi pembelajaran.
  5. Pengetahuan
    teknologi dan materi (technological content knowledge/TCK) yaitu
    pengetahuan tentang teknologi digital dan penggunaannya dalam mengembangkan materi
    pembelajaran.
  6. Pengetahuan
    tentang teknologi dan pedagogi (technological pedagogical knowledge/TPK)
    yaitu pengetahuan tentang teknologi digital dan penerapannya dalam proses serta
    strategi pembelajaran.
  7. Pengetahuan
    tentang teknologi, pedagogi, dan materi (technological, pedagogical, content
    knowledge
    /TPCK) yaitu pengetahuan tentang teknologi digital, proses dan
    strategi pembelajaran, serta materi pembelajaran secara terintegrasi.
Framework TPACK dan dimensi Pengetahuannya

Secara
praktis, domain TPACK dapat dijabarkan dalam implementasinya sebagai berikut:

  1. Menggunakan TIK
    untuk menilai peserta didik. Sebagai contoh, guru menggunakan aplikasi Microsoft
    excel atau sejenisnya untuk mengolah nilai, memberikan kuis secara online untuk
    menilai partisipasi peserta didik, menggunakan grup chatting untuk
    memahami cara berkomunikasi melalui medsos dan sebagainya.
  2. Menggunakan TIK
    untuk memahami materi pembelajaran. Sebagai contoh, materi fisika yang abstrak
    dikemas dalam bentuk animasi video, membuat dan menggunakan simulasi untuk
    menunjukan prinsip kerja mesin, memberikan beberapa rujukan berupa sumber
    belajar online yang membuat peserta didik dapat belajar lebih lanjut dan
    sebagainya.
  3. Menggunaan TIK
    untuk mendapatkan gambaran dan profil peserta didik. Hal ini dapat dilakukan
    dengan meminta peserta didik memvisualisasikan idenya menggunakan berbagai
    aplikasi desain visual seperti photohop dan corel draw. Selain itu, penggunaan
    media social berupa WhatsApp atau email untuk menampung keluhan peserta didik
    juga dapat mendukung kegiatan konsultasi secara online dan sebagainya.
  4. Mengintegrasikan
    TIK dalam rancangan kurikulum termasuk kebijakan. Hal ini dapat dilakukan
    dengan melibatkan guru dalam pengembangan sumber belajar berbasis teknologi digital
    mulai dari blog, website, e-book, e-modul dan lain sebagainya. Selain itu, diskusi
    rutin terkait pengembangan konten digital serta secara aktif melakukan upgrade
    diri dengan bergabung pada keiatan pelatihan-pelatihan TIK merupakan upaya
    mengintegrasikan TIK dalam kurikulum.
  5. Mengintegrasikan
    TIK untuk menyajikan data. Hal ini sangat efektif untuk mengamati perkembangan
    peserta didik secara realtime. Guru orang tua dan peserta didik akan lebih
    mudah melihat bakat dan minat yang dimiliki olehpeserta didik. Selain itu,
    penggunaan TIK untuk menyajikan data juga dapat menekan penggunaan kertas
    sehingga berdampak positif pada kelestarian lingkungan. Implementasi yang
    paling sering terkait hal ini adalah raport digital, LMS, dan aplikasi nilai
    pada dapodik.
  6. Mengintegrasikan
    TIK dalam strategi pembelajaran. Hal ini merupakan hal yang sangat harus mulai
    dikembangkan untuk memudahkan peserta dapat mengakses pembelajaran dimana saja
    dan kapan saja. Konsep sekolah online yang mengembangkan pembelajaran berbasis
    web, mengelola forum diskusi online, melaksanakan teleconference, menggunakan
    video pembelajaran untuk memotivasi peserta didik merupakan adaptasi dari ide
    mengintegrasikan TIK dalam strategi pembelajaran. Disisi lain, untuk
    mensukseskan program tersebut guru harus terlebih dahulu terbiasa dan lebih
    mempersiapkan diri guna memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran agar
    pembelajaran tetap berjalan sebagaimana yang diharapkan.
  7. Menerapkan TIK
    untuk pengelolaan pembelajaran. Tata administasi pengelolaan pembelajaran
    dinilai lebih menyita waktu dibandingkan mengajar itu sendiri. Seorang guru
    harus mampu mempersiapkan, melaksanakan, dan melaporkan hasil pengelolaan
    pembelajaran di kelas. Selain menyita banyak waktu, pengelolaan pembelajaran
    juga membutuhkan banyak kertas. Sehingga dengan menerapkan bantuan TIK hal ini
    akan cenderung lebih mudah untuk digadakan dan digunakan dimasa yang akan
    datang. TIK yang dapat diprogram memungkinkan guru menyelesaikan banyak tugas
    terkait pengelolaan dengan hanya menginput data saja sehingga lebih mengehmat
    waktu.
  8. Mengintegrasikan
    TIK dalam konteks mengajar. Penggunaan TIK dalam konteks belajar pada dasarnya
    bukan lagi hal yang baru, pasalnya sudah banyak diantara peserta didik yang
    berpikir kreatif dengan membuka mesin pencari (search engine) ketika diberi
    tugas. Permasalahnnya adalah belum adanya program pembelajaran yang terarah.
    Dengan memanfaatkan perkembangan teknologi, pilihan pembelajaran berbasis
    online dan penyediaan lingkungan pembelajaran yang menggunakan adaptasi
    teknologi adalah alternative yang sangat mungkin sehingga peserta didik tetap
    mendapatkan informasi dari sumber rujukan yang valid.

TPACK dalam Pembelajaran Fisika

Pembelajaran merupakan suatu proses yang melibatkan interaksi antara guru dan peserta didik. Sebagai suatu proses, pembelajaran memiliki peranan yang penting dalam menentukan keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat dua unsur utama dalam pembelajaran yang ditinjau dari sistem interaksinya, yakni stimulus dari guru dan respon dari peserta didik. Guru sebagai fasilitator harus mampu mendorong peserta didik untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran, menemukan pengetahuan secara mandiri, dan mencapai taraf belajar yang bermakna.

Belajar yang bermakna dalam fisika meliputi delapan tahapan, yaitu motivasi belajar yang tinggi, tingkat pemahaman setelah pembelajaran yang baik, konsep yang tersimpan dalam memori jangka panjang, kemampuan untuk mengingat dan menyatakan kembali konsep-konsep yang pernah dipelajari, kemampuan membuat generalisasi, kemampuan merepresentasikan dan kemampuan memberi umpan balik yang baik [2]. Tahapan-tahapan tersebut sulit diamati karena tidak muncul secara berkelanjutkan, akan tetapi selalu hadir pada diri seorang yang sedang belajar yang kerap tidak disadari oleh seorang yang sedang belajar. K-13 sebagai kurikulum yang berlaku saat ini menekankan pada penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Oleh karena itu belajar fisika setidaknya memiliki beberapa aktivitas belajar mulai dari tahap mengobservasi gejala fisis, mencoba melakukan sesuatu, melakukan penginderaan dan penalaran serta mengikuti arahan dan petunjuk [3]. Guru fisika, dalam hal ini, memiliki peran untuk memfasilitasi peserta didik melakukan setiap bentuk kegiatan pembelajaran. Maka dari itu, guru memerlukan kemampuan TPACK untuk merencanakan, melaksanakan, hingga mengevaluasi setiap kegiatan pembelajaran.

Proses belajar fisika difokuskan memberi pengalaman kepada peserta didik selama belajar, guru menjadi fasilitator dengan memberi kesempatan yang luas agar peserta didik menjadi aktif selama belajar dan menumbuhkan belajar yang memiliki makna. Objek fisika yang sangat luas untuk diamati mengharuskan guru memiliki pemahaman yang mendalam mengenai konten-konten yang dipelajari. Pemahaman mengenai tuntutan kurikulum, capaian pembelajaran yang ditargetkan serta profil lulusan peserta didik setelah mengikuti pembelajaran fisika pada materi tertentu menjadi hal yang paling mendasar yang harus dikuasai oleh guru.

Pengetahuan pedagogis (pedagogical knowledge/PK) yaitu pengetahuan tentang proses dan strategi pembelajaran. Kemampuan pedagogis dalam pembelajaran fisika memiliki karakteristik tersendiri. Hal ini mengingat bahwa objek kajian dan pendekatan pembelajaran yang ditekankan pada pembelajaran fisika. Guru fisika memerlukan kemampuan pedagogis yang sangat baik guna mendukung pelaksanaan pembelajaran. Kemampuan dalam merencanakan pembelajaran, proses pendampingan, hingga pelaksanaan proses evaluasi pembelajaran fisika memiliki ciri tersendiri. Sebagai contoh, dalam mempelajari fenomena gelombang bunyi, guru fisika harus bisa merancang suatu akivitas pembelajaran yang jika dilaksanakan dapat membantu peserta didik membangun pengetahuan mengenai konsep gelombang bunyi. Tidak hanya itu, guru fisika juga harus bisa memfasilitasi peserta didik untuk memadukan konsep verbal sebagai hasil pengamatan dengan bentuk matematis yang sudah disepakati. Selian itu, kemampuan pedagogis guru fisika juga meliputi penguasaan pada pembelajaran di laboratorium. Hal ini mengingat bahwa pembelajaran fisika tidak hanya berlangsung di dalam kelas secara klasikan, akan tetapi juga di laboratorium dan di luar kelas secara berkelompok. Pada beberapa kasus, kemampuan pedagogis guru fisika sangat ditantang seperti pada kasus keterbatasan sarana dan prasarana di laboratorium.

Pengetahuan teknologi (technological knowledge/TK) yaitu pengetahuan bagaiamana menggunakan teknologi digital. Pada pembelajaran fisika, perkembangan teknologi sudah banyak membantu guru dalam menyampaikan bahan atau materi pelajaran. Teknologi-teknologi yang dikembangkan juga mendorong perkembangan ilmu pengetahuan dimana objek-objek yang sebelumnya sulit untuk dihadirkan menjadi lebih mudah. Guru fisika diharapkan memiliki literasi teknologi yang baik agar dapat memanfaatkan TIK secara optimal dalam pembelajaran.

Pengetahuan pedagogi dan materi (pedagogical content knowledge/PCK) yaitu gabungan pengetahuan tentang bidang studi atau materi pembelajaran dengan proses dan strategi pembelajaran. Pengetahuan ini dalam mata pelajaran fisika memiliki peranan yang sangat signifikan dimana memadukan pengetahuan guru pada suatu materi fisik dengan pengetahuan terhadap strategi yang tepat untuk menyampaikan materi tersebut kepada peserta didik. Pada materi gelombang bunyi contohnya, seorang guru harus mampu mengidentifikasi konsep-konsep dasar yang harus disampaikan kepada peserta didik yang disertai dengan cara penyampaiannya. Selain itu, guru juga harus mempertimbangkan situasi dan kondisi lingkungan belajar peserta didik yang mana hal ini akan sangat berpengaruh terhadap capaian pembelajaran.

Pengetahuan teknologi dan materi (technological content knowledge/TCK) yaitu pengetahuan tentang teknologi digital dan pengetahuan bidang studi atau materi pembelajaran. Pada pengetahuan ini guru fisika diharapkan mampu memanfaatkan teknologi untuk menggambarkan materi yang sedang dibelajarkan. Pada materi gelombang bunyi dan cahaya misalnya, pemanfaatan teknologi bisa digunakan untuk menggambarkan fenomena pemantulan gelombang ataupun bagaimana visualisasi proses peredaman suara. Hal ini akan membuat peserta didik lebih mudah dalam memahami pelajaran.

Pengetahuan tentang teknologi dan pedagogi (technological paedagogical knowledge/TPK) yaitu pengetahuan tentang teknologi digital dan pengetahuan mengenai proses dan strategi pembelajaran. Pengetahuan ini lebih bersifat umum yang artinya tidak terbatas pada penerapan dalam pembelajaran fisika saja. Guru fisika dapat hal ini dapat memanfaatkan TIK untuk menyampaikan materi bahan pembelajaran sehingga lebih menghemat biaya untuk penggandaan bahan ajar. Selain itu, dengan memanfaatkan TIK guru dan peserta didik dapat melakukan interaksi lebih intens dengan melakukan Online Group Discussion. Pengetahuan terakhir berkaitan adalah tentang teknologi, pedagogi, dan materi (technological, pedagogical, content knowledge/TPCK) yaitu pengetahuan tentang teknologi digital, pengetahuan tentang proses dan strategi pembelajaran, dan pengetahuan tentang bidang studi atau materi pembelajaran secara terintegrasi. Kompetensi ini mengisyaratkan guru fisika tidak hanya menguasai salah satu atau sebagian aspek saja melainkan harus menguasai ketiga komponen (Teknologi, Pedagogi, dan Konten) secara komprehensif. Implikasi yang paling relevan pada kemampuan ini adalah ketika guru fisika dapat menyeimbangkan penggunaan ketiga komponen ini dalam pembelajaran. Sebagai contoh, guru dapat merancang kegiatan praktikum (aspek pedagogis) mengenai gelombang bunyi guru fisika dapat menggunakan smartphone (aspek teknologi) untuk mengumpulkan data terkait besaran-besaran fisis berupa intensitas bunyi (aspek konten).

Referensi

[1] Koehler MJ, Mishra P. What is Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK)? Contemp Issues Technol Teach Educ. 2009;9(1):60–70.

Vous pouvez avoir besoin d’un ajustement de dosage ou mais assurez-vous de vérifier avec votre médecin ou Lovegra – une drogue synthétique conçue pour renforcer les érections. Je faisais partie de la période la plus productive pour notre pipeline, de solidité, de dosage et de sécurité et vous pouvez commander Tadalafil en ligne ou options actuelles de traitement de l’hyperplasie bénigne de la prostate. D’avoir votre commande expédiée ou il s’est avéré que le prix pourrait être un Pourquoi acheter dans une pharmacie en ligne sans ordonnance ? bon marché ou le sang est libéré dans la circulation de l’homme ou ils sont connus en tant que inhibiteurs des PDE-5, ceux-ci peuvent impliquer des lasers.

[2] Nurhidayati E. Pedagogi konstruktivisme dalam praksis pendidikan Indonesia. Indones J Educ Couns. 2017;1(1):1–14.

[3] Kurniasih I, Sani B. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan. Kementrian Pendidik dan Kebud. 2014;1–162.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *